Pengaruh Bobot Telur terhadap Daya Tetas Ayam Broiler
Pendahuluan
Ayam
broiler modern saat ini dimungkinkan dapat mencapai bobot badan dalam waktu
sepertiga dari waktu pemeliharaa ayam pendahulu atau ayam yang sebelumnya
dibesarkan. Akan tetapi, saat waktu yang ada dipeternakan mungkin berkurang,
embrio telah ditemukan untuk tetap membutuhan 21 hari periode penetasan yang
diartikan bahwa persentase hidup yang lebih baik dari ayam broiler ditentukan
oleh penetasan. Penetasan menekanankan yang lebih besar pada telur dimana
periode pertumbuhan embrio terjadi. Leh karena itu, mengetahui tentang daya
tetas dan bobot ayam tetas menjadi sangat oenting. Meskipun begitu, saat ini
pernyataan mengenai daya tetas dan bobot ayam tetas dipengaruhi oleh berat
telur menjadi masalah atau konflik. Selama konflik dan ketidakpastian belum
terselesaikan maka keingintahuan untuk menentukan pengaruh berat telur terhadap
daya tetas dan berat ayam tetsa. Dari ayam broiler menjadi sangat penting.
Fertilitas dan daya tetas memiliki keterkaitan dengan sifat yang diwariskan
dari berbagai keturunan (breed), varietas dan individu di perkembangbiakan.
Oleh karena itu pemahaman tentang pengaruh berat atau ukuran telur. Berat telur
telah banyak dipelajari dalam konteks teori sejarah kehidupan unggas atau
burung karena dapat bervariasi. Pada siklus produksi ayam, ayam akan mulai
bertelur dengan ukuran yang kecil, kemudian akan menjadi ukuran sedang (medium)
dan menjadi ukurn besar. Meskipun ukuran telur dapat dimanilpulasi dengan kadar
lemak, protein dan enzim tetapi beberapa faktor lain seperti umur ayam dan berat
badan ayam, berat kuning telur dan pakan atau nutrisi juga mempengaruhi ukuran
telur. Ukuran day old chick (DOC) berkaitan dengan ukuran telur tetas. Pada yam
broiler, beberapa studi telah menunjukkan bahwa daya tetas yang tinggi yaitu
pada telur dengan ukuran sedang dibandingkan dengan telur ukuran besar dan
kecil. Performans ayam dipengaruhi oleh telur, hal karena berat telur dan berat
DOC saat penetasan sangat berkaitan.
Materi
dan Metode
Telur tetas diperoleh dari ayam broiler umur 55 minggu yang diberikan perlakuan lingkungan, pakan dan air yang sama. Telur yang digunakan dipanen saat jam 10 sampai jam 11 pagi. Telur diberikan keterangan dan diukr beratnya menggunakan timbangan sensitif dan kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori ukuran yaitu kecil (<49 gram), medium (50-59 gram) dan besar (60-69 gram). Kemudian settiap ukuran terdiri dari 3 ulangan per kelompok dengan berat rata-rata telur 54,60 gram. Telur kemudian difumigasi menggunakan formalin dan potassium permanganate dengan perbandingan 1:2 selama 15 menit kemudian diletakkan secara acak di tempat penetasan dengan suhu bola kering 37,5 OC dan suhu bola basah 28,3 OC. Pada hari ke 18 penetasan, semua telur di candling kemudian dipindahkan dari tempat turning ke tempat hatcher. Telur menetas pada hari ke 21,5 penetasan. Persentase daya tetas diperoleh dari perbandingan antara jumlah telur yang menetas dengan jumlah telur yang fertil. Ayam yang menetas ditimbang untuk mengetahui bobot tetasnya Data kemudian dianalasis menggunakan model linear acak lengkap (RAL) kemudian dilakukan uji Duncan dengan tingkat signifikasi 5% untuk mengetahui pengaruh bobot atau ukuran telur terhadap daya tetas dan berat ayam tetas. Dalam penetasan telur, Setter dioperasikan pada suhu 37,5 ° C dan kelembaban relatif dari 60% selama 18 hari pertama inkubasi dan telur di turning atau mengalami pemutaran setiap setiap jam. Pada hari ke-19 inkubasi, telur di setiap baki yang memiliki replikasi (telur percobaan) dipindahkan ke keranjang menetas terpisah dan ditempatkan di induk ayam (hatcher). Suhu menurun menjadi 37,0 ° C dan kelembaban relatif meningkat menjadi 70%. Setelah 21 hari inkubasi semua anak ayam menetas diambil dari penetas. Semua anak ayam yang menetas dari setiap kategori ukuran telur dihitung untuk menilai persentase daya tetas telur. Ayam yang memiliki kelainan fisik (lemah, pusar tak tersembuhkan atau hocks merah, dll) dianggap tidak layak jual dan dimusnahkan. Persentase anak ayam yang di culling atau dimusnahkan dihitung atas dasar telur set. Setelah memindahkan anak ayam menetas dari keranjang menetas, semua telur yang belum menetas rusak dibuka untuk memeriksa fertile atau tidaknya telur dan menilai perkiraan hari kematian embrio. Telur yang pipped tapi gagal menetas diisolasi dan persentase padadasar telur set dinilai. kematian embrio persentase dikelompokkan menjadi tiga kategori, awal (Minggu pertama inkubasi), pertengahan (minggu kedua inkubasi) dan akhir (minggu ketiga inkubasi). Hari-hari dari kematian embrio dinilai atas dasar perkembangan embrio. Telur menunjukkan tidak ada perkembangan embrio dianggap sebagai telur tidak subur (infertil). Persentase telur yang infertil dihitung atas dasar telur set. Setelah menghitung telur yang fertil, persentase daya tetas dihitung dari anak ayam yang menteas dibandingkan dengan jumlah telur fertil dimana jumlah ayam yang menetas dihitung atas dasar anak ayam yang dapat dijual saja (tidak cacat). Bobot tetas dihitung atau ditimbang menggunakan timbangan analitis.
Kesimpulan
Perbedaan ukuran atau berat telur tidak mempengaruhi
daya tetas telur. Akan tetapi, telur dengan ukuran atau bobot yang besar
menghasilkan ayam tetas yang bobotnya lebih besar dibandingkan dengan ayam dari
telur yang ukurannya kecil atau sedang. Akan tetapi pada hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa perbedaan ukuran telur mempengaruhi daya tetas dimana telur
yang kecil memiliki daya tetas yang lebih tinggi dibandingakn dengan telur
sedang dan telur yang ukurannya besar, untuk pengaruh ukuran telur terhadap
berat tetas hanya telur yang ukurannya besar yang signifikan atau memiliki
pengaruh sedangkan telur kecil dan sedang tidak signifikan atau tidak
nerpengaruh. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa telur dengan ukuran yang
sedang (medium) memiliki daya tetas yang lebih baik dibandingkan dengan telur
yang besar dan telur yang besar memiliki daya tetas yang lebih tinggi dibandingkan
telur dengan ukuran kecil sedangkan untuk pengaruh berat telur terhadap berat
tetas hasilnya sama yaitu telur dengan ukuran besar menghasilkan berat tetas
yang lebih besar. Dapat disimpulkan bahwa daya tetas telur tidak hanya
dipengaruhi oleh berat telur tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lin
seperti genetik dan lingkungan sedangkan berat ayam tetas dipengaruhi oleh
berat telur tetas.
Komentar
Posting Komentar